Kamis, 25 November 2010

Agama dan Mayarakat




(Jakarta, MADINA): Menurut salah seorang kepala Madrasah Aliyah Jakarta Barat, bahwa Ahmad Musadek yang mengaku-ngaku sebagai nabi baru selain Nabi Muhammad SAW adalah orang yang terjangkit penyakit megalomania. Megalomania adalah penyakit hati, sombong, merasa besar sendiri.


Biasanya bila dia menyendiri selama 2 jam saja, maka akan hadir bisikan-bisikan. Bisikan ini bisa datang dari malaikat Allah atau jin iblis. Rupanya Ahmad Musadek yang ringan saja mentahbiskan dirinya jadi nabi yang menerima wahyu dari Jibril itu telah terkena penyakit megalomania.

Fir’aun justru lebih dahsyat dari Nabi Palsu Ahmad Musadek. Fir’aun malah mengaku jadi Tuhan. Seperti katanya tercatat dalam al Qur-an, “Ana robbukumul a’laa’, “Aku Tuhan kalian yang maha tinggi.” Jadi sebenarnya masih belum apa-apa bila ada orang mengaku-ngaku jadi Nabi. Masih kalah dengan pengakuan Fir’aun yang jadi Allah (Tuhan).

Orang-orang yang mengaku Nabi Allah setelah Nabi Muhammad SAW sebenarnya bukan baru, tapi sudah menjadi lagu klasik (lama). Kalau Ahmad Musadek mendaulat dirinya sebagai Almasih Al Maud dan Nabi Baru, perbuatannya sama dengan yang dilakukan Musailamah al Kadz-dzab abad 14 lalu. Ketika Rasulullah Saw wafat, dan Abu Bakar naik diangkat umat Islam menjadi khalifatullah dan khalifatul mukminin (pengganti Nabi Muhammad SAW dan perwakilan ajaran Allah SWT), timbul nabi-nabi palsu baru seperti Tulaiha, dan Musailamah si Pendusta itu.

Abu Bakar Assidik, seorang sahabat Nabi Saw nomor wahid menyatakan, siapa saja yang tak salat atau menolak membayar zakat, maka dia akan aku perangi sampai dia bertobat. Benar saja, khalifah Abu Bakar Assidik memerangi nabi-nabi palsu itu sampai semuanya tobat atau terbunuh di medan perang. Begitu pun sekiranya ada orang yang murtad dari Islam setelah dia masuk Islam, bila menolak tobat, maka hukumanya adalah kematian.

Karena ini bukan negara yang menganut Syariat Islam, melainkan negara Pancasila dan ber-UUD 1945, maka tak bisa Ahmad Musadek si nabi palsu itu divonis mati dengan didor, dibom, diracun, ditebas lehernya dan lain sebagainya. Dia paling diadili karena menodai agama Islam, dan setingginya hanya menginap di pordeo selama 5 (lima) tahun. Setelah itu dia bisa bebas menghirup udara bebas dan secara diam-diam menyebarkan faham sesatnya itu.

Sebenarnya orang-orang seumpama Lia Aminuddin, Ahmad Musadek, Mirza Ghulam Ahmad, juga Fir’aun dan Musailamah Al Kadzdzab adalah kelompok pengidap megalomania. Megalomania salah satu virus kesombongan ingin besar, gila pangkat kenabian, mania pujaan dan lain seterusnya.

Sesungguhnya bukan hanya mereka yang disebutkan di atas, siapa pun orangnya yang mengaku-ngaku nabi selain Muhammad Rasulullah, maka sudah pasti mereka kita akan cap dan stempeli dengan mark dan label ‘Nabi Palsu’alias nabi al kadzdzab (raja dusta). (rah)

source : http://madina.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar